Breaking News

Tuesday 22 January 2013

Alat - Alat Berat Tambang

Dalam Proses penambangan semua perusahaan tambang yang akan melakukan penambangan tentunya memerlukan alat - alat berat yang akan mempermudah dalam melakukan penambangan. berikut saya coba berbagi dengan mas bro sekalian tentang alat - alat berat yang biasa di gunakan dalam perusahan tambang.

Adapun jenis alat berat yang digunakan.

Misalnya :
1. Dump-truck
Pemuatan – Pengangkutan – Penumpahan – Kembali
2. Bull-dozer
Penancapan blade – penggusuran – Pengangkatan Blade – Memutar
3. Excavator
Penggalian – Ayun bermuatan – Penumpahan – Ayun kosong
4. Dragline
Pelemparan bucket – Pengerukan – Pengangkatan bucket – Ayun bermuatan –
Penumpahan – Ayun kosong





BULLDOZER
BULLDOZER
1. Alat yang diperlukan
- Pengukur jarak (Met-band)

- Pengukur waktu (Stop-watch)
- Kompas & GPS
- Tabel observasi

2. Data yang diamati
- Jarak gusur dan kondisi lapangan
- Jenis, sifat dan volume material yang digusur
- Waktu edar (CT)
- Dimensi blade
- Perpindahan transmisi

3. Prosedur Kerja

- Siapkan alat yang diperlukan dan pastikan alat- baik.
- Ukur dimensi blade dari bulldozer
- Amati jenis material yang digusur
- Pada saat bulldozer bekerja amati waktu edar dalam tabel observasi.
- Sewaktu bulldozer selesai menggusur, ukur jarak berada dengan ujung tempat kerja bulldozer
- Lakukan beberapa kali pengamatan, sehingga dinyatakan layak / representatif
- Hitung produktifitas dan efisiensi alat

4. Perhitungan Produksi
- Produksi per-siklus q = L x H 2 x a
dimana :
q : Produksi per siklus (m3)
L : Lebar blade (m)
H : Tinggi blade (m)
a : Faktor blade

5. Waktu Edar
CT = FT + GCTR + RT + GCTF
dimana :
CT : Waktu edar (menit)
FT : Waktu mendorong / maju (menit)
GCTR : Waktu mengganti gigi mundur (menit)
RT : Waktu mundur (menit)
GCTF : Waktu mengganti gigi maju (menit)

6. Produksi per-jam CT
Q = q x 60 x E
dimana :
Q : Produksi per-jam (m3/jam)
q : Produksi per siklus (m3)
CT : Waktu edar (menit) 60 : Konversi jam -> menit
E : Efisiensi kerja


SHOVEL-DOZER DAN WHEEL LOADER

SHOVEL-DOZER DAN WHEEL LOADER
1. Alat yang diperlukan
- Pengukur jarak (Met-band)
- Pengukur waktu (Stop-watch)
- GPS
- Tabel Observasi

2. Data yang diamati
- Jenis, sifat dan kondisi material
- Jarak perpindahan / pengangkutan material
- Waktu edar (CT)
- Dimensi bucket
- Pergerakan alat

3. Prosedur Kerja

- Siapkan alat yang diperlukan dan pastikan alat-alat tersebut bekerja dengan baik
- Ukur dimensi bucket atau lihat spesifikasi alat bila tidak ada modifikasi
- Amati jenis material yang dikerjakan dan medan kerjanya
- Pada saat wheel-loader bekerja amati waktu edar dan catat hasil pengamatan
- Pencatatan dilakukan saat pemuatan, pengangkutan, penumpahan, kembali.
- Saat pemuatan material, perhatikan faktor pengisian bucket
- Lakukan beberapa kali pengamatan, sehingga dinyatakan hasil pengamatan layak.

4. Perhitungan Produksi
- Produksi per-siklus
q= q x K 1
dimana :
q : Produksi per siklus (m3)
q :1
Kapasitas munjung (lihat spek. alat) (m3)
K : Faktor pengisian bucket

5. Waktu Edar (lihat ilustrasi)
- Pada pemuatan melintang
Pada pemuatan bentuk V
- Pada muat-angkut
dimana :
CT : Waktu edar (menit)
D : Jarak angkut (m)
F : Kecepatan maju (m/menit)
R : Kecepatan mundur (m/menit)
Z : Waktu mengganti gigi persnelling (menit)


BACK HOE
BACK HOE
1. Alat yang diperlukan
- Pengukur jarak (Met-band)
- Pengukur waktu (Stop-watch)
- GPS
- Tabel Observasi

2. Data yang diamati
- Jenis, sifat dan kondisi material
- Jarak perpindahan / pengangkutan material
- Waktu edar (CT)
- Dimensi bucket
- Pergerakan alat

3. Prosedur Kerja

- Siapkan alat yang diperlukan dan pastikan alat-alat tersebut bekerja dengan baik
- Ukur dimensi bucket atau lihat spesifikasi alat (bila tidak ada modifikasi)
- Amati jenis material yang dikerjakan
- Pada saat excavator bekerja amati waktu edar dan catat hasil pengamatan
- Pencatatan dilakukan saat penggalian, ayun bermuatan, penumpahan, ayun kosong, dst.
- Pada saat observasi waktu edar, perhatikan pula isi bucket (peres atau munjung)
- Buat perkiraan volumenya relatif terhadap volume bucket).
- Lakukan beberapa kali pengamatan, sehingga dinyatakan hasil pengamatan layak
- Hitung produktifitas dan efisiensi alat

DUMP-TRUCK
DUMP-TRUCK
1. Alat yang diperlukan
- Pengukur jarak (Met-band / speedo-meter)
- Pengukur waktu (stop-watch)
- Kompas dan GPS
- Alat komunikasi (HT)
- Tabel Observasi

2. Data yang diamati
- Jenis, sifat dan kondisi material
- Jarak perpindahan / pengangkutan material
- Waktu edar (CT)
- Dimensi bucket yang mengisi material dan jumlah pengisian per bak
- Pergerakan alat

3. Prosedur Kerja

- Siapkan alat yang diperlukan dan pastikan alat-alat tersebut bekerja dengan baik
- Pastikan anda telah mengetahui dimensi bucket yang bertugas mengisi material
- Amati jenis material yang dikerjakan
- Pada saat excavator mengisi material ke dalam bak dump-truck
- Amati jumlah pengisian bucket dan kondisi bucket (peres atau munjung).
- Amati pula lama waktu pengisian dan catat hasil pengamatan dalam tabel observasi.
- Pencatatan waktu dilakukan saat pengisian (loading time), pengangkutan (hauling time), manuver untuk penumpahan (spotting dumping time), penumpahan (dumping time), perjalanan kembali (return time), manuver untuk pengisian (spotting loading time), dst.
- Lakukan beberapa kali pengamatan, sehingga dinyatakan hasil pengamatan layak
- Hitung produktifitas dan efisiensi alat
- Agar data observasi ini dapat digunakan pula untuk mendapatkan sinkronisasi alat, usahakan awal pengamatan waktu edar dump-truck bersamaan dengan awal pengamatan waktu edar alat gali-muat.

Wednesday 2 January 2013

Geologi Struktur

             Geologi Struktur ialah kajian ilmu yang mempelajari tentang arsitektur kulit bumi (batuan) hasil deformasi beserta gaya penyebabnya (Haryanto, 2003). Dengan demikian hal penting yang dipelajari di dalam Geologi Struktur pada dasarnya mencakup tentang proses dan hasil. Proses berkaitan dengan gaya, gerak, displacement, waktu, serta berhubungan dengan sifat fisika-kimia batuan. Sedangkan hasil atau produk berkaitan dengan kedudukan, posisi dan geometri batuan.
Geologi struktur penting dipelajari karena didalamnya mempelajari proses pembentukan struktur Geologi. Struktur geologi inilah yang mengontrol pembentukan dan penyebaran batuan/mineral di kulit bumi. Cabang ilmu yang berkaitan dengan ilmu ini antara lain, Stratigrafi, Sedimentologi, Paleontologi, Petrologi, Vulkanologi, dan Geomorfologi.
Contoh kasus betapa pentingnya mempelajari Geologi Struktur ialah, bentuk relief permukaan bumi (morfologi) merupakan hasil dari aktifitas tektonik dan struktur baik yang skalanya lokal maupun regional.

              Dalam beberapa literatur disebutkan pembahasan materi Geologi struktur mencakup studi tentang gaya (force),  unsur geometri struktur, struktur perlipatan (fold), struktur sesar (fault), struktur kekar (joint) dan struktur lainnya (sesar minor).
Dalam mempelajari struktur Geologi kita harus mengamati, mengukur dan menganalisis struktur batuan. Struktur batuan adalah kenampakan batuan (bentuk/ geometri) yang menempati ruang dan terbentuk akibat suatu proses tertentu (tektonik/ non tektonik). Berdasarkan pada proses pembentukannya, struktur batuan dibedakan menjadi struktur primer dan struktur sekunder.
Geologi struktur dapat diaplikasikan pada:


  • Dalam Vulkanologi, terbentuknya rangkaian gunung api dilatarbelakangi zona lemah (akibat struktur dan proses tektonik)
  • Terakumulasinya MIGAS Bumi di bawah permukaan, salah satuny dikontrol oleh struktur Antiklin maupun struktur sesar.
  • Dalam penambangan tertutup, Geologi struktur berguna untuk pembuatan terowongan (Tunnel).
  • Perencanaan lahan untuk daerah pemukiman perlu peninjauan struktur Geologi terlebih dahulu. Apakah daerah tersebut dilalui jalur sesar atau tidak.
  • Keterdapatan logam mulia (emas dan perak) salah satunya dijumpai dalam struktur kekar. Berupa batuan yang telah mengalami retakan/celah.
Ilmu yang mempelajari berbagai struktur atau bentuk lapisan tanah akibat adanya gaya tektonisme. Akibatnya akan menghasilkan lipatan(fold) dan patahan/sesar(fault)
 
Macam lipatan :

a.       Lipatan tegak / simetri

a.       Lipatan dengan lengan lipatan yang sama panjang

b.      Lipatan miring / asimetri

a.       Lipatan dengan lengan lipatan tidak sama panjang

c.       Lipatan rebah / recumben

a.       Lipatan yang mengalami pembalikan lapisan

d.      Lipatan menutup

Macam patahan/sesar :

a.       Sesar naik

b.      Sesar turun

c.       Sesar dekstral (kanan)

d.      Sesar sinistral (kiri)

e.      Sesar sungkup

Macam ketidakselarasan


  • a.       Nonconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Beku dan Batuan Sedimen karena terobosan.
  • b.      Disconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Sedimen dan Batuan Sedimen karena erosi yang tidak mendatar dan tanpa disertai lapisan yang hilang.
  • c.       Angular unconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Sedimen dan Sedimen karena adanya proses pengangkatan lapisan, erosi.
  • d.      Paraconformity : Ketidakselarasan antara batuan Sedimen dan Batuan Sedimen karena proses erosi mendatar. Karena mendatar jadi cukup susah untuk mengidentifikasinya, kita harus membandingkan ada dan tidaknya urutan fosil di lapisan tersebut dengan lapisan umum lain di daerah tersebut.

Proses terbentuknya Angular unconformity

 

  • 1.       Jadi pertama terjadi pengendapan tanah seperti biasa, menghasilkan lapisan tanah yang mendatar.
  • 2.       Lalu lapisan tanah itu termiringkan.
  • 3.       Setelah termiringkan lalu lapisan itu tererosi bagian atasnya sehingga menjadi datar.
  • 4.       Lalu ada endapan lagi yang datang, akhirnya terjadilah ketidakselarasan antar lapisan.

Macam Lipatan lain yang lebih kompleks.

 
Cara mengidentifikasi kemiringan bidang
                Contoh Struktur Bidang = perlapisan batuan, permukaan lereng dll
Untuk mengidentifikasi strukturbidang kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus kita ukur, yaitu :
 
Strike
Sudut yang terbentuk antara perpotongan perlapisan dengan bidang horisontal dan arah utara. Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :
N __˚ E
Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.
Dip
Sudut yang menunjukkan besarnya kemiringan struktur bidang.
Cara mengidentifikasi kemiringan garis
                Contoh Struktur Garis = gores garis sesar, kekar dll
Untuk mengidentifikasi struktur garis kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus kita ukur, yaitu :
Plunge
Sudut yang menunjukkan arah penunjaman struktur garis
Pitch
Sudut yang terbentuk antara struktur garis dan strike
Trend
Sudut yang terbentuk antara hasil proyeksi mendatar dari struktur garis terhadap arah utara. Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :
N __˚ E
Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.
Perbedaan True dip dan Apparent dip
 
True dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan tegak lurus terhadap strike
Apparent dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan membentuk sudut >90˚ terhadap strike.