Breaking News

Sunday, 15 March 2015

Pengenalan Marmer, Tempat Ditemukan, Teknik Penambangan, Proses Pengolahan & Pemanfaatan Marmer



MARMER

Disebut pula sebagai marble, batu pualam, hasil proses metamorphose kontak atau regional dari jenis batu gamping. Oleh sebab itu, jenis dari marmer sangat tergantung dari jenis batuan asal. Warna asli marmer adalah putih, tetapi terdapat warna pengotor yang justru membuat marmer menjadi menarik. Mineral pengotor antara lain grafit memberi warna hitam–coklat, pyrite, ilmenit memberi warna coklat-kemerahan. Kadang-kadang didapatkan juga dalam jumlah sedikit mineral lain yaitu dolomite, kuarsa, mika, khlorit, plagioklas, epidote, diopsid, piroksen, termolit, walastonite, visuvianite, forsterite, olivine, talk, brucit, serpentin dan periklas. Di samping itu tingkat metamorfose dari tingkat rendah hingga tinggi berawal dari zeolite facies hingga granulite facies dan ini tampak pada sayatan petrografi. Berdasarkan atas kegunaannya marmer dibagi menjadi 2 jenis yaitu marmer ordinario untuk bangunan dan marmer statuario untuk seni pahat. Marmer apabila digergaji dan dipoles menunjukkan gambaran yang bervariasi dan dikenal dengan istilah tekstur. Berdasarkan atas teksturnya marmer diklasifikasi sebagai berikut :
  •  Statuary marble           : tekstur lembut, putih bersih

  • Architectural marble   : warna, tekstur, mutu dan kekuatan bagus
  • Ornamental marble      :warna indah dan bervariasi

  • Onix marble                : warna indah dan bervariasi

  • Cipdin marble             : mengandung mika dan talk

  • Ruin marble                 : tekstur halus dan seginya tak teratur

  • Breccia marble            : tekstur kasar dan persegi

  • Shell marble                : terdapat fosil
Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arah pemotongan terhadap pola tekstur, bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Di samping itu rekahan rambut sering terjadi pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan menurunkan kualitas marmer. Untuk mengetahui adanya rekahan rambut pada permukaan marmer ditetesi dengan cairan berwarna. Apabila terdapat retakan rambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus. Marmer tidak tahan terhadap asam/air hujan. Oleh sebab itu bahan yang terbuat dari marmer seyogyanya terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan tahan lama.

Tempat Ditemukan              
Marmer terbentuk sabagai akibat metamorfose regional ataupun metamorfose kontak. Pada metamorfose kontak tingkat metamorfosenya bertahap makin rendah apabila menjauhi instrusi batuan beku. Oleh karenanya sering masih terlihat struktur asli dari batu gampingnya. Kenampakan demikian yang menunjukkan batu gamping sudah berubah menjadi meta sedimen. Gradasi metamorfose yang demikian tidak akan didapatkan pada marmer yang terjadi sebagai akibat proses metamorfose regional.


Teknik Penambangan
Tujuan utama penambangan marmer adalah memperoleh block marmer sebesar-besarnya. Hal inilah yang membedakan dengan penambangan lainnya.  Cara penambangan dapat dilakukan dengan alat sederhana atau dengan gergaji yang diawali dengan pembuatan lubang. Metode penambangan dengan system kuari berjenjang akan mencegah kerusakan. 

Kegiatan penambangan : 

1.        Pembersihan Lokasi 
Merupakan serangkaian pekerjaan membersihkan permukaan kerja dari semak-semak dan batuan-batuan yang ada maupun dari pepohonan dengan menggunakan tenaga manusia. Sedangkan untuk pembuatan jalan tambang dan permukaan kerja dengan menggunakan peralatan mekanis excavator yang berfungsi membersihkan lapangan (tempat kerja) dari batuan yang ada (lapuk), lapisan tanah penutup, mengisi tempat-tempat yang berlubang yang dianggap dapat mengganggu aktivitas penambangan nantinya. 
2.        Pembongkaran 
Pembongkaran blok marmer dari batuan induknya dilakukan dengan pemboran dan pemotongan dengan peralatan “Diamond Wire Sawing”.

3.        Pembuatan blok 
Pemotongan dengan menggunakan “Diamond Wire Sawing” terlebih dahulu harus dilakukan pemboran horizontal sebagai jalur untuk memasukkan kawat intan (sling) dengan panjang kawat intan disesuaikan dengan keliling marmer yang akan dipotong. Pemotongan dengan menggunakan alat ini lebih fleksibel karena bias dilakukan pemotongan searah dengan arah yang dinginkan dengan jangkauan kawat yang dapat diatur sesuai dengan keinginan. 

4.        Pemuatan & Pengangkutan blok.
Hasil penambangan marmer yang terlebih dahulu diperkecil sesuai dengan ukuran blok yang ditentukan oleh pabrik pengolahan kemudian dikumpulkan dan dimuat ke atas dump truck dengan menggunakan excavator untuk diangkut menuju stock file yang ada di lokasi pabrik.

Proses Pengolahan 
Bongkahan marmer yang berasal dari front penambangan kemudian diolah pada unit pengolahan (processing unit). Produk dari unit pengolahan ini terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan menurut penggunaannya. 
Adapun urutan kerja pada proses pengolahan terdiri dari beberapa tahapan dengan alat-alat pengolahan sebagai berikut : 



1.           Gergaji Besar (Blick Cutter Machine)
Gergaji besar digerakkan oleh tenaga listrik dengan cara kerja sebagai berikut :

  • Pemotongan awal pada bagian atas dari block marmer sehingga didapatkan bagian yang rata. 
  • Pengaturan posisi daun gergaji sehingga didapat ukuran lebar dan tebal hasil pemotongan yang diinginkan. 
  • Setelah posisi daun gergaji sesuai dengan ukuran yang diinginkan selanjutnya dilakukan pemotongan yang mana setelah pemotongan satu lembar dilakukan pendinginan mata gergaji.

Pada keadaan tertentu dilakukan penyanggaan agar lembaran marmer yang telah digergaji tidak jatuh dan patah. Guna meningkatkan produktifitas gergaji besar maka harus sesuai dengan factor-faktor sebagai berikut : 
  • Kecepatan yang teratur dimana kecepatan maksimumnya 170 A dan kecepatan minimumnya 120 A (apabila melebihi kecepatan maksimum akan berhenti dengan sendirinya).
  • Ketersidiaan air untuk proses pemotongan dan pendinginan.
  • Pemilihan gergaji yang tepat yang sesuai dengan bahan baku yang akan dipotong. Pada pemotongan dengan menggunakan gergaji mesin block cutter didapatkan lebar yang bervarisi sesuai dengan keinginan yaitu 30cm, 40cm, 60cm dengan tebal rata 5 cm.

2.         Mesin Potong Ujung (Cross Cutting Machine) 

Hasil pemotongan dari mesin Block Cutter berupa lembaran marmer dengan ukuran tersebut, selnjutnya dimuat dengan Whell Loader ketempat mesin potong ujung dengan tujuan untuk meratakan kedua ujung dari lembaran marmer tersebut. Proses ini menggunakan air sebagai media pembilas.

3.         Mesin Pembagi (Multi blades splitting machine) 
Mesin ini berfungsi membagi hasil pemotongan lembaran marmer menjadi dua bagian. Dalam pemotongan dengan mesin pembagi perincian pemotongannya sebagai berikut :
  • Untuk ketebalan 5 cm dimasukkan kemesin yang hasilnya keluar dengan ukuran 2,2 cm. 
  • Untuk ketebalan 3 cm dimasukkan kemesin spliting dan hasilnya keluar dengan ukuran 1,2 cm. 
  • Hasil dari belahan tersebut kemudian dimasukkan kedalam mesin penghalus dengan cara didorong diatas jalur rel yang ada. 

4.         Kaliberasi ketebalan dan penghalusan (Grinding Machine) 
Pada proses ini lembaran marmer yang telah terbagi tersebut kemudian dikupas / dihaluskan permukaannya untuk mendapatkan ketebalan yang pas dan sesuai dengan permintaan. 

5.         Pengeringan, Pendempulan dan Pemanasan (Plastering Line) 
Proses ini terdiri dari tiga tahapan dimana lembaran marmer yang ada telah melewati proses penghalusan kemudian dikeringkan dengan menggunakan angin yang berasal dari blower. Kemudian lubang didempul dengan tenaga manusia, setelah itu lembaran marmer melewati dua buah oven yang bertujuan untuk mempercepat proses pengerasan. 

6.         Pemolesan (Polishing Machine) 
Proses pemolesan dikerjakan dengan mesin poles yang terdiri dari beberapa batu poles dengan tingkat kehalusan yang berbeda-beda. Untuk mendapatkan kilap yang sempurna batu poles diatur disusun berurutan sesuai dengan tingkat kehalusannya serta pengaturan tekanan yang sesuai. 

7.         Mesin Potong Pas (Double hydraulic squaring machine) 
Proses ini dilakukan dengan dua tahapan yaitu tahap pertama pemotongan untuk panjang yang dinginkan kemudian masuk ketahap kedua yaitu pemotongan untuk lebar yang dinginkan. 

8.         Mesin Pengering dan Pembersih (Drying and Clearing Machine) 
Setelah melalui proses potong pas, pekerjaan selanjutnya adalah pada mesin poles wax yang gunanya sebagai proses pembersihan dan pengeringan. Bagian bawah dari marmer yang telah kering kemudian dilem yang berguna untuk menghindari rembesan semen pada waktu marmer akan dipasang dan sekaligus sebagai proses akhir dari beberapa proses pemotongan dalam pabrik. 

9.         Proses Packing 
Proses ini dilakukan secara manual yang bertujuan untuk meratakan permukaan serta pinggiran-pinggiran dari marmer untuk mendapatkan hasil yang lebih indah. Proses selanjutnya adalah pemeriksaan “Quality Control” dimana proses ini bertujuan untuk memisahkan marmer berdasarkan kelasnya.


Pemanfaatan
  • Untuk bahan bangunan

Setelah block marmer diperoleh kemudian digergaji dengan bentuk yang diinginkan dan dipoles dalam bentuk tegel, baik untuk dinding ataupun lantai.

  • Industri rumah tangga ; sesuai dengan jenis marmer dapat dibentuk patung, hiasan ataupun meja. Pechan dari marmer dimanfaatkan untuk tegel campuran semen

4 comments:

  1. Min... dapus nya min.. plis hehe

    ReplyDelete
  2. Materi yang bagud sebenar nya, tapi blog nya nggak dilanjut thoo Miin...?!? Kenapa...?!?

    ReplyDelete
  3. izin copy buat bahan
    syang nih ngak dilanjutin

    ReplyDelete