Breaking News

Tuesday, 12 February 2013

Teknik Eksplorasi


Eksplorasi adalah Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian yang akan di tambang, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. 

Rincian Kegiatan Eksplorasi

     Dalam upaya untuk memperoleh bukti- bukti nyata yang rinci dan menyakinkan, maka harus mampu mengambil contoh dari endapan bahan galian yang berada di tanah. Kegiatan dalam mengambil contoh yang di maksud yaitu :
1. Pengeboran inti (core driling)
      Untuk memperoleh inti bor, maka alat bor putar harus di lengkapi dengan mata bor berlubang, tabung inti bor, dan penangkap inti bor. Arah pengeboran dapat vertikalmaupun horizontal, tetapi yang paling sering adalah pengoboran vertikal hingga mencapai batuan dasar, dengan pola pengeboran dan jarak bor yang
teratur, sehingga akan di peroleh sejumlah inti bor yang representatif. Dengan demikian letak, bentuk atau posisi endapan bahan galiannya dapat di ketahui dengan pasti. Bila semua inti bor telah selesai di selidiki di laboratorium, maka akan di ketahui mutu atau kadar mineral berharganya dan sifat-sifat fisik- mekanik-mineraloginya secara lengkap.

2. Penggalian sumur uji (tes pit) atau sumuran dalam(test shaft)
         Bila daerah penyelidikan relative datar, maka di buat sejumlah sumur uji untuk endapan bahan galian yang di perkirakan dangkal, atau sumuran dalam bila di perkirakan letak endapan bahan galian cukup dalam (>5m). Penggalian dua macam sumur itu harus memakai pola yang teratur(sistematiss). Misalnya pola empat persegi panjang dengan jarak yang teratur, misalnya 100 x 200 m atau 100 x 100m yang kemudian dapat di buat semakin rapat bila seandainya mengiginkan data atau contoh yang lebih banyak. Kedalaman sumur uji atau sumuran dalam harus mampu mencapai batuan dasar ( bed rock) agar dapat di ketahui variasi ketebalan dan bentuk endapan gahan galiannya. Contoh tanah atau batuan yang terkumpul kemudian di analisis di laboratorium.
          Bila jumlah ke dua sumuran itu banyak dan ukuran penampangnya besar, maka volume tanah atau batuan yang tergali juga besar, oleh sebab itu bila maksud dan tujuan penggalian ke dua sumuran sudah tercapai, maka tanah atau batuan hasil galian itu harus di timbun kembali kedalam sumur yang bersangkutan.

3. Penggalian terowongan buntu (adit)
               Kalau topografi daerah penyelidikan berbukit bukit, maka untuk mengumpukan data dan informasi mengenai keadaan endapan bahan galiannya dapat di lakukan dengan menggali sejumlah terowongan buntu ( adit) di lereng-lereng bukit. Penggaliannya juga harus menggunakan pola yang teratur dengan jarak jarak yang teratur. Awalnya jarak horisontal dan vertikal terowongan buntu boleh sedikit jarang, misalnya 100 x 100 m atau 100 x 200 m. Jika ternyata bahan galian itu menunjukkan mutu atau kadar mineral berharga yang menyakinkan, maka jarak penggalian terowongan buntu itu dapat di buat lebih rapat.
            Volume tanah atau batuan yang di gali bisa sesikit, tetapi bisa juga banyak tergantung dari jumlah dan ukuran terowongan buntu yang di gali.


Teknik Eksplorasi

      Menurut sifat penyelidikannya terhadap suatu endapan bahan galian, kegiatan Eksplorasi dapat di bedakan atas Eksplorasi langsung dan Eksplorasi tak langsung.
1. Eksplorasi langsung
·         Eksplorasi  langsung permukaan
Cara – cara eksploitasi langsung di permukaan yang sering di gunakan adalah penyelidikan singkapan (outcrop), penjejakan (tracing float), pembuatan parit ( trecing), pembuatan sumur uji ( tes pit)., dan pemboran inti.
·         Eksplorasi langsung bawah permukaan
Cara – cara eksploitasi langsung bawah permukaan yang sering di guanakan adalah pemboran inti dan adit tes.
Eksplorasi bawah permukaan di lakukan bika keadaan permukaan memungkinkan tidak mudah ambruk.
Eksplorasi bawah permukaan di lakukan dengan cara membuat terowongan ( adit dan tunnel), shaft, raise, winze, drift, cross cut , dll.
2.eksplorasi tak langsung
·         Eksplorasi geofisika
Penyelidikan ini pada prinsipnya hanya menggunakan sifat fisika dari endapan bahan galian yang akan di cari terutama yang berada di bawah permukaan. Untuk suatu endapan yang tersikap di permukaan cara ini tetap di perlukan untuk mengetahui bentuk geometri endapan bahan galian tersebut secara keseluruhan. Cara penyelidikan geofisika yaitu :
·         cara magnetik
·         cara listrik
·         cara grafitasi
·         cara seismik
·         cara radioaktif
·         Eksplorasi geokimia



Prospeksi Tambang


Prospeksi adalah kegiatan penyelidikan, pencarian dan penemuan endapan-endapan mineral berharga.
Adapun kegiaatan prospeksi yaitu :
1. Penelusuran Tebing-tebing di tepi sungai dan lereng-lereng bukit (menemukan outcrop)

2.  Penelusuran jejak serpihan mineral (Tracing float)
            Adalah  metode untuk menemukan letak sumber serpihan yang umumnya berupa urat bijih atau vein dan juga endapan primer di tempat-tempat yang elevasinya tinggi . caranya dengan mencari serpihan atau potongan mineral berharga yang keras, tidak mudah larut dalam asam maupun basa lemah dan memiliki berat jenis tinggi, penelusuran di mulai dari kelokan di hilir sungai.

3.  Penyelidikan dengan sumur uji (Test pit)
            Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh bukti mengenai keberadaan suatu endapan bahan galian di bawah tanah dan mengambil contoh batuannya dengan menggunakan test pit. Bentuk penampang sumur uji bisa bujur sangkar, bulat, elips, kotak, dll

4.  Penyelidikan dengan Parit uji (Trench)
            Tujuan dan maksudnya sama dengan sumur uji, yang berbeda hanyalah bentuknya yaitu parit uji yang di gali memanjang di permukaaan bumi dengan bentuk trapesium, kedalamannya 2-3 M, panjangnya tergantung dari tebal dan lebar singkapan endapan.
5.  Penyelidikan dengan metode Geofisika (geophysical prosfecting)
         Metode geofisika di pakai sebagai alat untuk menemukan Anomali  yang di sebabkan oleh adanya endapan bahan galian yang tersembunyi di bawah permukaan bumi.
·         Metode magnetik
Yaitu metode yang di gunakan untuk mencari adanya anomali yang bersifat magnet di suatu daerah karena adanya endapan bahan galian yang memiliki sifat magnet yang lebih tinggi dari batuan di sekelilingnya.
·         Metode grafitasi
Yaitu metode yang di gunakan untuk mengukur berat bumi di suatu daerah , lalu meneliti adanya anomali gaya berat bumi yang di sebabkan oleh adanya endapan bahan galian yang mempunyai berat jenis lebih besar dari batu di sekelilingnya.
·         Metode elektrik
Self Potential method yaitu mengukur perbedaan potensial listrik awalnya yang di sebabkan oleh adanya endapan bahan galian.
Resistivity Method yaitu mengukur tahanan listrik di suatu daerah bila arus searah senganja di alirkan ke dalam tanah.
Elektromagnetic Method yaitu mencari adanya anomali elektromagnetik di suatu daerah bila tempat itu di alirkan arus listrik bolak-balik yang berpotensi rendah.PP
·         Metode seismatik
Yaitu metode untuk mengukur kecepatan geombang getaran hasil ledakan batuan baik yang di pantulkan maupun di biaskan oleh suatu batas lapisan batuan yang memiliki kerapatan yang berbeda.

6. Peyelidikan dengan metode geokimia
            Metode ini dipergunakan untuk  menekan perubahan- perubahan komposisi kimia yang sangat kecil yaitu dalam ukuran PPM (part per million)

7.  Prospeksi dengan menggunakan bor tangan ( Hand drill prospecting)
            Kegiatan ini di terapkan untuk endapan bahan galian yang letaknya tidak terlalu dalam.

PENGAMBILAN DATA
1. DI DARAT
Peralatan yang di perlukan
Magnetometer sebanyak dua unit, yaitu :
         * Satu unit di gunakan di base station
         * Satu unit di gunakan di lapangan

      2. DI UDARA
Peralatan yang di perlukan:
      *  Pesawat udara atau hellikopter
      *  Alat navigasi (kompas) untuk menentukan arah terbang
      *  GPS untuk menentukan titik ordinat
      *  Altimater untuk menentukan ketinggian
      *  Sensor khusus yang di gantung dengan jarak ± 25 meter dari tubuh hellikopter
      *  Kamera yang di pasang di bawah hellikopter untuk mengontrol saensor
      *  Radio komunikasi untuk berhubungan dengan instruktur darat.

Raw data yang di peroleh dari hasil pengukuran antara lain :
     *   Data magnet hasil pengukuran yang di rekam dalam tape-recorder dan grafik anomali magnet
     *  Pitch dan roll yang menunjukkan fluktuasi ketinggian terbang atau penyimpangan ke kiri 
     *   Data koordinat
     *   Alat yang di gunakan dapat proton magnetometer, fluxgate, atau optical pump instrument


      3. DI LAUT
Peralatan yang di butuhkan
      *   Kapal laut
     *   Senssor (fish) yang di letakkan sejauh 150-300 meter di belakang kapal dengan kedalaman 15 meter untuk menghindari pengaruh kapal
     












Pengenalan Batuan


Batuan adalah Benda padat yang merupakan kumpulan (agrerasi) dari mineral baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
atau
Semua bahan yang menyusun
kerak bumi, biasanya merupakan suatu komponen dari mineral-mineral yang telah mengeras.


Ilmu khusus yang mempelajari tentang batuan yaitu PETROLOGI.

Petrologi (petrology) ialah ilmu geologi yang mempelajari tentang batuan. Pembelajaran ditekankan kepada komposisi (kimiawi dan komposisi mineralogy), sifat batuan (fisika dan sifat kimia), proses terjadinya batuan, asal usulnya dan sejarah pembentukannya.
atau
Petrologi, studi tentang batuan, asal mula terjadinya, klasifikasinya, tempat pembentukan dan pengendapannya penyebarannya di dalam dan di permukaan bumi.


Batuan penyusun kerak bumi terdiri atas 4 jenis, yaitu :
1.     Batuan Beku
Batuan yang tersusun dari mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan magma.
Berdasarkan tempat terbentuknya :      
Plutonik à kasar
                        Volkanik à halus
Berdasarkan komposisinya : Basa – Menengah – Asam
Merupakan hasil proses à pembekuan

2.     Batuan Sedimen
Batuan yang terjadi akibat proses weathering, transportasi, akumulasi, deposisi, kompaksi, dan litifikasi, dari :
-         hancuran batuan lainnya (detritus/klastik)
-         bahan organik, cangkang fosil atau sisa tanaman
-         bahan terlarut dalam air permukaan atau air tanah, yang diendapkan pada kondisi jenuh.                     
Litifikasi dari hasil reaksi kimia tertentu
Merupakan hasil proses à sedimentasi

3.     Batuan Firoklastik
Batuan yang terjadi dari proses meletusnya gunung api, tertransportasi, akumulasi, kompaksi dan litifikasi dari material – material hasil erupsi gunung api.
Merupakan hasil proses à Gunung Api

4.     Batuan Metamorf
Batuan yang terbentuk dari batuan yang sudah ada sebelumnya karena perubahan tekanan (P), temperatur (T) atau kedua-duanya, tanpa mengalami fase cari (dalam keadaan padat).
Perubahan ini menghasilkan sifat berbeda dari batuan asalnya. Disebut juga batuan ubahan.
Merupakan hasil proses à metamorfosa