Lempung sebetulnya merupakan
istilah ukuran butir yang lebih kecil dari 1/256 mm (menurut ukuran Wentworth).
Apabila butir-butir tersebut sedah kompak kemudian disebut batu lempung.
Didalam pembicaraan masyarakat yang dimaksud lempung sama pengertiannya dengan
batu lempung. Lempung dikelompokkan menjadi 2 bagian besar yaitu :
·
Lempung residu
Merupakan
sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku
dan dijumpai disekitar batuan induknya. Mutu lempung ini pada umumnya lebih
baik dibandingkan dengan lempung sedimen. Komposisi lempung residu didominasi
oleh mineral ilit, umumnya dipergunakan untuk vahan pembuatan keramik struktur
antara lain bata, genting dan gerabah.
·
Lempung
sedimen
Sering
disebut sebagai tanah liat. Penyebutan ini didasrkan atas sifatnya yang liat
apabila terkena air. Tanah liat ini merupakan hasil disintegrasi, pelapukan
kimia, terutama pengaruh H2O dan CO2 dibantu oleh
mikroorganisme terhadap batuan induk.hasilnya merupakan bagian yang halus dan
tidak larut dalam air. Selanjutnya material ini diangkut oleh air sebagai
suspensi dan akhirnya mengendap berlapis-lapis. Slama proses pengendapan /
pengangkutan sangat dimungkinkan dikotori oleh mineral yang berukuran halus antara
lain kuarsa, besi oksida dan vahan organis.
Sifat yang penting dari
lempung adalah plastisitasnya (keliatannya). Sifat ini dapat diperoleh bila ada
air, dan karena sifatnya ini, lempung dapat dicerak.
Derajat keliatannya
tergantung dari :
·
Susunan dan kehalusan dari butiran mineral
·
Banyaknya air yang ada di dalamnya
·
Banyaknya garam lain yang terlarut dalam air
·
Jumlah vahan organis yang masih ada.
Makin banyak bagian-bagian
kecil yang aktif (berukuran dari 0,01 mm) makin tinggi sifat keliatannya. Sifat
yang lain adalah bila tanah liat dipanaskan dan dibakar, hingga sebagian atau
semua air yang kandungannya menguap, maka sifat keliatannya menjadi kurang atau
sama sekali hilang terus dan akan menjadi keras walaupun diberi air lagi. Sifat
ini menguntungkan dari tanah liat untuk dipakai sebagai bahan bangunan. Untuk
membuang airsemuanya, didalam praktek tanah liat dibakar pada suhu 450-750oC.
untuk membuang gas CO2 dari batuan karbonat dan gas SO3
dan gips misalnya maka suhu pembakaran ditingkatkan lagi antara 950-1250oC,
untuk beberapa jam. Pada suhu tersebut FeO dapat berubah menjadi Fe2O3,
karenanya warnanyapun akan lebih merah pula, dan kekuatan mekanis dari bahan
akan menjadi lebih tinggi. Perbaikan sifat yang terakhir ini, disebabkan bahwa
antara suhu-suhu tadi ada beberapa mineral akan meleleh, dan setelah dingin
akan membeku kembali dan mengikat mineral-mineral lainnya, sehingga massa bahan
akan menjadi lebih kompak dan keras.
Warna dan hasil produksi di
samping tergantung dari pembakaran, juga tergantung dari perbandingan banyak
antara Fe2O3 dan (CaO + Al2O3).
Makin banyak Fe2O3, makin merah dan sebaliknya akan makin
pucat warnanya. Bila tanah liat mengandung banyak bahan organis, hasilnya
setelah dibakar akan memberikan struktur berlubang / berpori karena banyak gas
terutama CO2 yang keluar. Bahan organis ini berasal dari tumbuhan
atau binaang. Semua pengolahan bahan galian yang melalui proses pemanasan atau
pembakaran yang mengubah sifat keliatan menjadi tetap keras disebut proses
keramik.
Berdasarkan atas sifat
fisiknya tanah liat dikelompokkan menjadi :
o
Tanah liat gemuk
Sebagian
besar tersusun oleh hidro alumunium silikat. Sifatnya liat sekali dan kompak
dalam keadaan basah. Pada waktu kering mengkerut dan dapat pecah, karenanya
sukar diolah.
o
Tanah liat kurus
Mengandung
pasir kuarsa disamping hidro alumunium silikat. Tanah ini sifat keliatannya
kurang dibandingkan dengan tanah liat gemuk, karenanya agak lebih mudah
dikerjakan. Tanah liat jenis ini yang umumnya dimanfaatkan untuk pembuatan
bahan bangunan.
Antara kedua golongan
tersebut dapat dilakukan pencampuran sehingga diperoleh tanah yang sesuai.
Untuk mendapatkan hasil yang baik dari hasil pencampuran tersebut diperlukan
latihan dan pengalaman.
Di masyarakat sering
terdengar beberapa variasi tanah liat dengan pemanfaatannya, meskipun
masing-masing istilah tersebut dengan mengacu pada proses geologi sudah berbeda
dan kehilangan sifat liatnya. Variasi tersebut :
·
Tanah liat putih bersih
Jenis
ini disebut pula dengan nama kaolin. Karena harganya yang relatif mahal, bahan
ini jarang dimanfaatkan untuk membuat bahan bangunan konstruksi.
·
Napal=marl=mergel
Jenis
ini mengandung mineral karbonat (terutama Kalsium Karbonat) lebih besar dari
60%, warnanya putih. Bata yang dibuat dari napal warnanya tetap putih, biasanya
strukturnya berlubang-lubang karena gas CO2 yang menguap. Bata ini
tidak disukai oleh pengusaha disamping karena warnanya putih juga relatif lebih
rapuh.
·
Laos
Tanah
liat kurus yang mengandung cukup banyak pasir kuarsa. Banyak dipakai untuk
membuat bahan bangunan konstruksi. Hasilnya setelah dibakar susutnya sedikit
dan harapan untuk retak juga banyak.
·
Tanah serpih=shales
Tanah
liat jenis ini sudah mengeras, sifat keliatannya sudah rendah dan tidak akan
lebih liat walaupun diberi air. Tidak disenangi karena pengerjaannya relatif
sulit.
·
Batu tulis=slate
Batu
tulis merupakan hasil metamorfose dari shale. Kenampakannya sangat keras dan
berlembar-lembar. Karena pengerjaannya yang sulit, bahan ini tidak untuk
membuat bata, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai batu tempel.
·
Tanah liat tahan api
Sering
disebut sebagai ball clay. Cukup baik untuk membuat bata tahan api antara lain
bata kaolinit (titik leleh=1785oC), bata bauksit (titi leleh
1732-1850oC) dipakai dalam tanur/dapur ketel. Bata ini tidak
bereaksi dengan bahan dari abu sebagai sisa bahan bakar.
Tempat Ditemukan
Lempung dijumpai di :
· Desa Pongkeru, Kecamatan
Malili. Umumnya berwarna merah muda kecoklatan, sedikit mengandung pasir halus,
agak getas. Merupakan hasil pelapukan batuan Ultrabasa. Sumber daya hipotetik
mencapai 4.000.000 m³.
· Desa Puncak Indah, Kecamatan
Malili, ± 2.5 km ke barat kota Malili, atau disisi jalan raya Malili –
Mangkutana. Umumnya berwarna merah muda kecoklatan, sedikit mengandung pasir
halus, agak getas. Merupakan hasil pelapukan batuan Ultrabasa. Sumber daya
diperkirakan mencapai 2.400.000 m³,
· Dusun Sindang Sari, Desa
Wonorejo, Kecamatan Mangkutana. Umumnya berwarna abu-abu muda kecoklatan,
sedikit mengandung pasir halus - menengah, agak getas. Sumber daya ± 2.400.000 m². dan layak sebagai
bahan batubata.
Teknik Penambangan
Pada umumnya daerah dimana
didapatkan tanah liat merupakan daerah subur. Penambangan tanah liat diawali
dengan pengupasan tanah penutup baik dilakukan dengan peralatan sederhana
ataupun dengan peralatan berat misalnya bulldozer. Proses selanjutnya yaitu
penambangan terbuka dengan bentukan undak-undak. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan peralatan sederhana ataupun shovel/backhoe, yang selanjutnya siap untuk
dipindahkan ke tempat penimbunan. Dalam hal penambangan dilakukan secara
besar-besaran misalnya sebagai bahan baku smen, perlu dilakukan teknik
penambangan dan pengangkutan dengan persyaratan ketat agar tidak mengganggu
lingkungan.
Pengolahan dan Pemanfaatannya
Di tempat penambangan tanah
liat diadakan pemilihan, antara yang baik dan yang kurang baik sesuai dengan
rencana pemanfaatan. Yang dianggap baik dapat langsung diolah dan yang kurang
baik dapat dicampur hingga sesuai. Kotoran yang ada harus dibuang baik itu
mineral asing (misal nodul oksida besi) ataupun sisa tumbuhan/bahan organik.
Bahan ini kemudian ditambah air dicampur/dilumatkan sehingga tampak plastis dan
merata, ditimbun berbentuk kerucut. Dalam bentuk yang demikian air yang
berlebih akan mengalir. Bahan ini siap dicetak dan selanjutnya dikeringkan
diudara bebas beberapa jam, sebelumnya dimasukkan kedalam dapur pembakaran
untuk menghemat kayu bakar. Di negara yang sudah maju pengolahan tanah liat
mulai dari menggali sampai menjadi barang yang siap pakai dilakukan
keseluruhannya secara otomatik.
Tanah liat dimanfaatkan untuk
membuat bata merah, genteng ataupun keramik. Persyaratan utama untuk genteng
dan keramik adalah tingkat pengkerutan harus sedikit mungkin, tidak mengandung
bahan organik yang menyebabkan genteng/keramik berpori. Dalam pembuatan bata
merah masyarakat mencampur tanah lait dengan sekam padi dengan tujuan bata
merah menjadi relatif ringan tetapi kuat tekannya menjadi berkurang.
0 komentar:
Post a Comment